KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEBUMEN

Sarana Puja Dalam Kemegahan Altar Pemujaan

Penyuluh Buddha, Kab. Kebumen“Dua macam puja (penghormatan, oh para bhikkhu, yaitu: pujaan dengan benda (āmisa-pūjā) dan pujaan dengan praktik (paṭipatti-pūjā). Di antara keduanya, pujaan dengan praktik adalah yang tertinggi. (Anguttara Nikāya II.88)

        Puja bakti agama Buddha di vihara tidak terlepas dari Altar dan Sarana puja. Apalagi ketika perayaan hari besar agama Buddha, maka berbagai macam hiasan dan sarana puja seakan memenuhi altar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa Syukur.

        Sarana Puja juga merupakan symbol-simbol atau perlambangan yang memiliki Filosofi tersendiri bukan hanya sekedar hiasan yang memperindah altar. Sehingga tidak semua hal dapat di persembahkan atau dijadikan sarana puja. Adapun yang biasanya dijadikan sarana puja di altar adalah, Rupang Buddha (Patung Buddha), Buah, Air, Dupa, Bunga, Lilin/Pelita.

        Rupang Buddha sebagai manifestasi dari Welas Asih dan kebijaksanaan Buddha. Simbol Keagungan Buddha dan pengingat jasa beliau yang telah mengajarkan Dhamma. Perlu dipahami bukan Rupangnya yang kita sembah tetapi jasa Kebajikan Buddha yang kita hormati dan kita renungkan. Rupang Buddha hanya sebagai sarana agar kita lebih mudah dalam melakukan pemujaan (penghormatan). Meski dalam tahap tertentu tanpa adanya rupang Buddha kita tetap dapat melakukan Puja Bakti.

        Dalam sarana puja, Buah melambangkan perbuatan atau karma. Karena segala hal yang kita lakukan, sekecil apapun perbuatan kita, baik atau buruk akan menimbulkan akibat atau Buah karma (vipaka). Jadi persembahan Buah mengingatkan kita untuk bertekad menanam Kebajikan sehingga kita dapat memanen kebahagiaan.

Selain Buah, di altar biasanya ada air. Air yang jernih melambangkan pikiran yang bersih dari kekotoran batin (kilesa) seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan. Umat yang mempersembahkan air di altar diingatkan untuk menjaga pikiran tetap murni dan tenang seperti air yang tidak keruh. Air juga melambangkan sikap rendah hati dan tidak sombong karena sifat air yang mengalir ke tempat yang rendah,  sifat yang penting bagi seorang praktisi Dhamma.

Ketika memasuki Dharmasala maka kita akan mencium wewangian yang khas dari asap dupa yang di bakar.  Asap dan aroma dupa yang harum melambangkan kebajikan, moralitas (sīla), dan perbuatan baik yang menyebar ke segala arah. Sebagaimana dupa yang terbakar menebarkan wangi, demikian pula perilaku bajik seseorang akan dikenal dan dihormati oleh banyak orang. Dupa yang habis terbakar melambangkan pengorbanan tanpa pamrih. Ia memberi keharuman sambil “menghabiskan dirinya” simbol ketulusan dalam berdana dan berlatih Dhamma.

“Harumnya bunga, tidak dapat melawan arah angin. Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Tetapi harumnya kebajikan, dapat melawan arah angin; harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru”. (Dhammapada, Syair 54)

Bunga adalah salah satu persembahan yang paling umum dan penuh makna simbolis. Bunga yang indah pada awalnya akan layu dan gugur. Hal ini mengingatkan umat bahwa semua hal yang indah dan menyenangkan bersifat sementara tidak kekal, berubah, dan akhirnya lenyap.  Bunga yang dipersembahkan sebagai tanda hormat kepada Buddha, sebagai guru agung yang telah menunjukkan jalan menuju pembebasan.

Yang terakhir adalah sarana Lilin atau Pelita. Lilin atau pelita dalam altar Buddhis melambangkan penerangan, kebijaksanaan, keikhlasan, dan semangat untuk menjadi pelita bagi sesama makhluk. Cahaya di altar mengingatkan bahwa Buddha adalah penerang dunia (lokānukampā).

Dari hal diatas dapat kita pahami Bersama bahwa sarana puja dialtar bukan bentuk hiasan atau sesaji bahkan berhala, tetapi sebagai simbol-simbol yang memiliki makna mendalam yang dapat mengingatkan kita dalam menjaga perilaku agar selalu berpedoman pada Buddha Dhamma atau ajaran Buddha.

Teguh Prassetya, S.Dt.B

(Penyuluh Buddha, Kab. Kebumen)

Berita Terpopuler

Galeri

Galeri

3 Videos
ℹ️
Edit Template

Website resmi Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Nilai Pelayanan Kami DIsini

© 2025 Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Ini adalah website resmi Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Recent Posts

  • All Posts
  • Artikel
  • Berita
    •   Back
    • Bimas
    • Garazawa
    • Haji
    • PAIS
    • Penmad
    • Pontren
    • Subbagtu
    • Umum
    • MIN 1 Kebumen
    • MIN 2 Kebumen
    • MIN 3 Kebumen
    • MIN 4 Kebumen
    • MTsN 1 Kebumen
    • MTsN 2 Kebumen
    • MTsN 3 Kebumen
    • MTsN 4 Kebumen
    • MTsN 5 Kebumen
    • MTsN 6 Kebumen
    • MTsN 7 Kebumen
    • MTsN 8 Kebumen
    • MAN 1 Kebumen
    • MAN 2 Kebumen
    • MAN 3 Kebumen
    • MAN 4 Kebumen
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katholik
    • Budha

© 2025 Kementerian Agama Kabupaten Kebumen