KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEBUMEN

Masa Depanku Ditentukan dari Karmaku

Penyuluh Buddha Kebumen – “Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri seseorang menjadi suci. Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri. Tak seseorang pun yang dapat mensucikan orang lain”. (Dhammapada, Syair 165)

        Didalam agama Buddha ada satu hukum kesunyataan yang mutlak, yang disebut dengan hukum Karma atau Kamma yang diartikan sebagai perbuatan. Perbuatan ini muncul dari tiga hal pada manusia yaitu melalui Ucapan, badan jasmani dan Pikiran yang di dasari oleh niat atau Cetana. Karma bukan hanya meliputi perbuatan Buruk tetapi juga Perbuatan baik, karena hasil dari suatu perbuatan itu tergantung dari Niatnya, sehingga perbuatan baik pasti diawali dengan niat Baik begitu pula sebaliknya. “Segala sesuatu didahului oleh pikiran, dikuasai oleh pikiran, dibentuk oleh pikiran. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti jejak kaki lembu.” (Dhammapada, Syair 01)

        Sekecil apapun perbuatan kita pasti menimbulkan Vipaka. Vipaka yaitu akibat atau hasil yang muncul dari perbuatan tersebut. Jadi setiap perbuatan baik atau buruk yang kita lakukan akan memunculkan akibat sesuai perbuatan yang kita lakukan. Bisa berbuah pada saat ini, besok, lusa atau bahkan di kehidupan yang akan datang tergantung kondisi pendukung berbuahnya karma yang kita lakukan. Hasil karma yang kita lakukan tidak selalu langsung berbuah saat itu juga tetapi adanya kondisi-kondisi tertentu dan itu bukan hanya satu sebab tetapi banyak sebab. Jika kita ingin perbuatan-perbuatan baik kita cepat berbuah maka perlu dikondisikan dengan melakukan Kebajikan-kebajikan yang baru agar cepat berbuah.

        Tetapi, terkadang orang yang kurang bijaksana tidak menyadari dan mengira perbuatan buruknya tidak akan berbuah sehingga dia terus menerus melakukan hal buruk dan pada akhirnya karena kurangnya Kebajikan maka penderitaan menghampirinya, seperti yang tertulis dalam kitab Dhammapada, Syair 69 :

“Selama buah dari suatu perbuatan jahat belum masak, maka orang bodoh akan menganggapnya manis seperti madu; tetapi apabila buah perbuatan itu telah masak,
maka ia akan merasakan pahitnya penderitaan”
.

Oleh karena itu kita harus bijak dalam berbuat, karena pada dasarnya kondisi kita dimasa akan datang tergantung dari perbuatan kita saat ini. Kitalah yang mendesain masa depan kita melalui perbuatan kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Hanya melalui Kebajikan-kebajikan yang lakukan, kita akan terselamatkan dari segala penderitaan dan mencapai kebahagiaan.

By. Teguh Prassetya

Penyuluh Buddha Kebumen

Berita Terpopuler

Galeri

Galeri Video

Galeri

3 Videos
Edit Template

Website resmi Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Nilai Pelayanan Kami DIsini

📊 Statistik Kunjungan

  • Hari Ini: 339
  • Kemarin: 532
  • Total: 5615

© 2025 Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Ini adalah website resmi Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Recent Posts

  • All Posts
  • Artikel
  • Berita
    •   Back
    • Bimas
    • Garazawa
    • Haji
    • PAIS
    • Penmad
    • Pontren
    • Subbagtu
    • Umum
    • MIN 1 Kebumen
    • MIN 2 Kebumen
    • MIN 3 Kebumen
    • MIN 4 Kebumen
    • MTsN 1 Kebumen
    • MTsN 2 Kebumen
    • MTsN 3 Kebumen
    • MTsN 4 Kebumen
    • MTsN 5 Kebumen
    • MTsN 6 Kebumen
    • MTsN 7 Kebumen
    • MTsN 8 Kebumen
    • MAN 1 Kebumen
    • MAN 2 Kebumen
    • MAN 3 Kebumen
    • MAN 4 Kebumen
    •   Back
    • Islam
    • Kristen
    • Katholik
    • Budha

© 2025 Kementerian Agama Kabupaten Kebumen