KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEBUMEN

Jalani Hidup dengan Bahagia

Dalam hiruk-pikuk kehidupan yang penuh dengan persaingan dan keinginan, seringkali manusia lupa akan hakikat hidupnya yang sebenarnya. Hidup pada dasarnya adalah sebuah perjalanan linear dalam ruang dan waktu. Mau tidak mau, suka atau tidak, kita harus terus berjalan mengikuti arus waktu yang telah ditetapkan. Dalam perjalanan ini, tiga ketetapan Ilahi telah mutlak: takdir telah tertulis di Lauhul Mahfuz, umur telah dibatasi, dan rezeki telah dibagi.Karena itu, sikap yang paling bijak adalah menjalaninya dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan, menerima apa adanya (qana’ah) dengan hati yang ikhlas.

Namun, seringkali manusia terlena. Mereka mengira dunia adalah tujuan akhir, tempat mengejar segala ambisi tanpa batas. Mereka lupa bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara, bagai seorang musafir yang berteduh di bawah sebatang pohon sebelum melanjutkan perjalanan panjang. Karena kelalaian inilah, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk bersegera menuju Darussalam, negeri abadi yang penuh keselamatan dan kedamaian.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَىٰ دَارِ السَّلَامِ
“Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Yunus: 25)

Lantas, bagaimana seharusnya kita menyikapi hidup?

Pertama, hadapi dan syukuri. Setiap detik, baik senang maupun susah, adalah bagian dari perjalanan yang harus dijalani. Rasa syukur akan mengubah segala keterbatasan menjadi kecukupan dan ketenangan batin.

Kedua, lakukan yang terbaik. Menerima takdir bukan berarti berdiam diri dan pasrah tanpa usaha. Justru, kita diperintahkan untuk berikhtiar maksimal dalam koridor yang Allah ridhai. Bekerja keraslah, berbuat baiklah, dan beribadah dengan sungguh-sungguh.

Ketiga, ambillah bekal untuk negeri akhirat. Iman, takwa, dan amal shaleh adalah bekal utama yang tak ternilai harganya. Fokus kita harus tertuju pada tujuan akhir, yaitu meraih keridhaan Allah dan masuk ke dalam Darussalam.

Meski tujuan akhir kita adalah akhirat, janganlah kita meninggalkan bagian kita di dunia. Mencari nafkah yang halal, membahagiakan keluarga, dan berbuat baik untuk sesama adalah bagian dari ibadah yang juga dicatat sebagai pahala. Yang keliru adalah ketika kita hanya mengejar bagian di dunia dan melupakan bekal untuk akhirat.

Dengan demikian, hidup yang seimbang adalah kuncinya. Jalani hidup dengan penuh keyakinan, terima segala ketentuan-Nya dengan lapang dada, isi dengan ikhtiar dan amal terbaik, dan selalu ingat bahwa kebahagiaan sejati menanti di negeri keabadian, Darussalam.

Oleh: K.H. Fatkhurohman, S.Ag, M.Pd
(PAIF Kankemenag Kebumen)

Berita Terpopuler

Galeri

Galeri

3 Videos
ℹ️
Edit Template

Website resmi Kementerian Agama Kabupaten Kebumen

Nilai Pelayanan Kami DIsini

© 2025 Kementerian Agama Kabupaten Kebumen