Kebumen – Humas – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen, H. Anif Solikhin, melakukan safari kerja perdana ke MAN 2 Kebumen pada Kamis, 11 Desember 2025. Kunjungan ini bertepatan dengan pelaksanaan In House Training (IHT) Implementasi Pembelajaran Mendalam Kurikulum Berbasis Cinta se-KKM MAN 2 Kebumen. Kegiatan ini diikuti 77 guru MAN 2 Kebumen dan 12 perwakilan KKM untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih humanis dan berdampak bagi siswa.
Kepala MAN 2 Kebumen, Akhmad Tauhid, menyampaikan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta memberi penguatan terhadap Kurikulum Merdeka. Penerapan nilai Panca Cinta dipandang penting untuk membangun suasana belajar penuh empati dan kasih.
“Kurikulum berbasis cinta menuntun kita membentuk pendidikan empatik demi tumbuhnya generasi muda yang utuh,” ujar Tauhid.
Safari ini menjadi momen khusus bagi Anif Solikhin karena ia pernah menempuh pendidikan di PGA, lembaga yang kini berkembang menjadi MAN 2 Kebumen. Kenangan masa belajar tersebut memberi kedekatan emosional sekaligus memperkuat tekadnya mendorong peningkatan mutu pendidikan madrasah di Kebumen.
Dalam arahannya, Anif menegaskan bahwa nilai dalam Kurikulum Berbasis Cinta telah lama hidup dalam tradisi pendidikan Indonesia. Nilai tersebut kembali digaungkan karena relevan untuk menjawab tantangan zaman.
“Kita diingatkan kembali pentingnya cinta, termasuk cinta lingkungan. Nilai ini menjadi pegangan penting bagi murid dan guru pada era sekarang,” tutur Anif.
Ia menambahkan konsep “Memayu Hayuning Bawono”, falsafah Jawa yang bermakna menjaga serta memperindah dunia. Menurut Anif, filosofi tersebut selaras dengan pembelajaran mendalam yang menumbuhkan kepedulian, empati, serta karakter mulia dalam diri peserta didik.
Anif juga mendorong pemanfaatan teknologi digital sebagai instrumen pembelajaran. Digitalisasi dipandang sebagai peluang besar untuk memperkaya pengalaman belajar.
“Manfaatkan teknologi untuk memperdalam pemahaman, bukan sekadar mempercepat proses. Madrasah perlu siap beradaptasi,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Anif menyampaikan pesan agar pendidik tidak terjebak dalam pola pikir sebagai pemburu target akademik semata. Ia mengajak guru memberikan pendampingan serta ruang berkembang sesuai minat dan bakat peserta didik.
“Setiap anak memiliki potensi berbeda. Tugas kita menemukan dan mengembangkannya,” ujarnya.(Mad).

