Muktisari-Datangnya bulan Ramadhan (1438 H) yang penuh berkah disambut suka cita kaum muslimin di berbagai penjuru dunia. Mereka berlomba – lomba untuk mengisi bulan yang mulia dengan kegiatan – kegiatan yang positif. Tak ketinggalan pula lembaga – lembaga pendidikan di Indonesia yang selalu melaksanakan kegiatan amaliyah Ramadhan.
MIN Muktisari sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bercirikan Islam juga rutin melaksanakan kegiatan amaliyah Ramadhan. Dalam amaliyah Ramadhan ini terdapat beberapa sub kegiatan seperti pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, tarawih bersama, pembagian zakat, serta silaturahim atau halal bihalal jika saatnya ‘Idul Fitri tiba.
Bahkan untuk tahun ini diadakan pula kegiatan khusus untuk para guru yaitu kajian kitab. Hal ini merupakan tindak lanjut dari arahan yang disampaikan oleh Plt. Kepala MIN Muktisari, Bapak Odi Soduwuh,S.Ag. Beliau menginginkan agar kegiatan amaliyah Ramadhan tidak sekedar berpusat pada siswa, melainkan juga menyentuh para guru sehingga syiar Ramadhan bisa dirasakan oleh semua.
Kegiatan pesantren Ramadhan dimulai hari Senin hingga Sabtu ( 5 s.d 17 Juni 2017 ). Setiap hari siswa berkegiatan dari jam 07.30 sampai 11.00 wib. Dan untuk kegiatan kajian kitab bagi para guru dilaksanakan mulai jam 12.30 sampai 14.00 wib usai shalat dhuhur.
Khusus kegiatan kajian kitab, bertempat di ruang kelas III dan dilaksanakan seminggu tiga kali yaitu di hari Selasa, Rabu, dan Kamis. Adapun untuk membimbing kegiatan kajian kitab ini, MIN Muktisari mengundang salah seorang Penyuluh Agama Islam dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen yaitu Bapak Fakhrudin, S.Pd.I. Adapun bahan kajian yang dibahas adalah kitab Duraarul Bahiyah. Dan dalam salah satu kajiannya belaiu menuturkan Islam agama rahmatan lil’alamiin, dan penting bagi kita umat Islam untuk selalu memahami dan mendalami Islam, khususnya ilmu fiqh yang dinamis.
“ Kajian kitab ini merupakan sebuah kegiatan yang baik untuk merefresh ilmu yang mungkin pernah dipelajari tapi jarang dikaji ulang secara mandiri” kata seorang guru, Lulu Atun Maiqoh menaggapi positifnya kegiatan kajian kitab tersebut.(ah/pt)