Kebumen – Dijadikan pilot implementasi kurikulum merdeka, sejumlah guru MTsN 5 Kebumen ikuti Workshop Penyusunan Perangkat Ajar, Modul Proyek Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin, dan Kurikulum Operasional Madrasah. Kegiatan ini dilaksanakan terpusat di MTsN 1 Kebumen pada Rabu (27/7) hingga Jumat (29/7). Hal ini dilakukan setelah turunnya SK Dirjen Pendis Nomor 3811 Tahun 2022 tentang Madrasah Pelaksana Kurikulum Merdeka Tahun Pelajaran 2022/2023.
Sebanyak lima madrasah di Kabupaten Kebumen mengikuti kegiatan ini sebagai langkah awal dalam keseriusan menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ini. Kelima madrasah yang menjadi pilot Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tersebut yaitu MTsN 1 Kebumen, MTsN 2 Kebumen, MTsN 3 Kebumen, MTsN 5 Kebumen, dan satu madrasah swasta yaitu MTs Miftahul Huda Kemangguan.
Acara yang dibuka oleh Kepala MTsN 1 Kebumen ini juga dibekali arahan dari Kabid Penmad Kanwil Jateng Saifulloh. Turut mengikuti secara virtual, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten Kebumen, Hj. Suwaibatul Aslamiyah.
Saifulloh memberikan apresiasi pada kepala madrasah di Kabupaten Kebumen yang telah membuktikan bahwa madrasah betul-betul mandiri tanpa bergantung menunggu agenda dari kankemenag kabupaten maupun kanwil dalam menyelenggarakan bimtek IKM. Saifulloh juga menyampaikan bahwa banyak dokumen perangkat ajar IKM namun masih memerlukan penyempurnaan sehingga diperlukan kolaborasi atau menyamakan persepsi dalam memahami Kurikulum Merdeka.
“Andaikan mungkin antara satu madrasah dengan madrasah lain berbeda pada hal-hal tertentu yang tidak bisa disamakan, maka dapat disesuaikan dengan keadaan madrasah masing-masing”, jelas Saifulloh.
Kegiatan diisi dengan pengarahan teknis oleh Suyitman, guru MTsN 1 Kebumen, dilanjutkan dengan pembagian kelompok dalam menyusun modul ajar, kurikulum operasional madrasah, dan modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan lil Alamiin. Dalam penyusunan modul ini juga dilakukan review oleh narasumber dilanjutkan pemaparan modul yang telah difinalisasi.
Evaluasi ditekankan pada kegiatan pembelajaran dengan membandingkan kurikulum sebelumnya disertai dengan beberapa contoh dan alternatif pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kurikulum merdeka.
“Baik Kementerian Agama maupun Kemendikbud sama-sama sedang mencari dan membuat bentuk yang paling mudah untuk diterapkan”, terang Suyitman.(sgy/fz)