Kebumen-MIN Muktisari tahun ini memasuki usia yang semakin matang, mengambil tempat di halaman madrasah diselenggarakan satu acara yang bertajuk Peringatan Hari Lahir MI dan Dwi Dasa Warsa serta Silaturahmi MIN Muktisari baru-baru ini. Acara yang dihadiri 600 undangan inipun terbilang cukup meriah
Adapun rangkaian acara dalam rangka peringatan hari ulang tahun ini diawali dengan ziarah ke makam para tokoh dan sesepuh pendiri (muasis) madrasah yang dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Juli 2017. Dilanjutkan dengan kegiatan Mujahadah Asmaul Khusna yang dilakukan oleh sesepuh, Komite, Dewan Guru, dan siswa siswi MIN Muktisari pada Sabtu sore, 21 Juli 2017. Dan puncak acara dilaksanakan pada hari Senin pagi dengan diisi beragam penampilan para siswa mulai dari vocal grup, rebana, serta pidato bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Salah satu tokoh masyarakat KH Makhrus Ali yang membacakan sejarah singkat MIN Muktisari mengatakan bahwa proses pendirian madrasah ini melalui perjuangan yang sangat keras dan gigih. Beruntunglah, semangat ini diimbangi dengan dukungan dari para warga sekitar yang bahu mambahu menyumbangkan materi, tenaga, dan pemikiran demi lahirnya lembaga pendidikan yang diinginkan. Akhirnya, terwujudlah satu lembaga pendidikan yaitu madrasah (sekolah Arab). Dari sekolah arab kemudian berubah menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB) dan berlanjut menjadi Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah ( MII ).
Perkembangan berikutnya pada pertengahan tahun 1997 MII akhirnya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Muktisari. Berdasarkan penegerian di tahun 1997 tersebut, maka tahun ini MIN Muktisari genap berusia dua puluh tahun ( dwi dasa warsa ).
“Selamat berulangtahun MIN Muktisari ! Semoga ke depan MIN Muktisari terus bisa meningkatkan prestasi. Sehingga benar – benar Madrasah Lebih Baik, Lebih Baik Madrasah “, demikian sambutan Tamim Mukhsin SPdI selaku Pengawas Madrasah Kankemenag Kebumen
Kyai Fathurrohman sebagai pengisi tausyiah menyampaikan betapa pentingnya pendidikan terutama bagi anak – anak kita. Meskipun Pendidik pertama yang paling utama adalah ibu (saat di rumah ) tapi peran guru di madrasah juga tidak kalah penting. “Maka berbanggalah menyekolahkan putra – putrinya di madrasah,” pungkasnya.(ah/pt)