KEBUMEN – HUMAS – Senyum, sebuah ekspresi sederhana namun sarat makna, ditegaskan sebagai modal berharga dalam interaksi sosial dan kunci pelayanan prima bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kebumen, Salim Wazdy, dalam amanatnya saat menjadi Pembina Apel di halaman setempat, Senin 10 Maret 2025.
Menurut Salim, sapaan akrab Kasi Bimas Islam, senyum merupakan ibadah yang bernilai sedekah dan paling murah yang dapat diberikan kepada sesama. Lebih dari sekadar ekspresi wajah, senyum memiliki kekuatan untuk mencairkan suasana, membangun hubungan positif, dan mempermudah komunikasi.
Dia mencontohkan bagaimana politisi dan individu dengan kepentingan tertentu sering memanfaatkan senyum dalam berinteraksi dengan masyarakat. Meskipun terkadang senyum tersebut dipaksakan, dampaknya tetap terasa positif, mampu meluluhkan hati dan membuka jalan untuk mencapai tujuan.
“Masa kita sebagai Aparatur Sipil Negara tidak mau senyum kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan?” tanya Salim Wazdy, menekankan pentingnya senyum sebagai bagian integral dari tugas pelayanan publik.
Lebih lanjut, Salim Wazdy menjelaskan bahwa senyum adalah kunci untuk menjaga pergaulan agar bernilai positif. Dengan senyum, interaksi menjadi lebih ramah, terbuka, dan membangun kepercayaan.
Senyum, tambahnya, juga memiliki dampak psikologis yang positif, baik bagi pemberi maupun penerima. Senyum dapat mengurangi stres, meningkatkan mood, dan menciptakan suasana yang lebih menyenangkan.
Oleh karena itu, Salim Wazdy mengajak seluruh ASN di lingkungan Kemenag Kebumen untuk membudayakan senyum dalam setiap interaksi, khususnya saat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan membudayakan senyum, diharapkan pelayanan publik di Kemenag Kebumen akan semakin berkualitas, ramah, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Senyum bukan hanya sedekah murah, namun juga bernilai ibadah.(fz).