Kantor Urusan Agama ( KUA) Kecamatan Ambal mengadakan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS), mengambil tema Tema Pergaulan Bebas Remaja dan Penyakit Menular Sex (PMS), Rabu, (31/8/2022), bertempat di Balai Nikah KUA. Kegiatan ini merupakan salah satu dari beberapa Inovasi Revitalisasi Mandiri KUA Kec. Ambal dalam rangka upaya preventif membentengi remaja dari pengaruh negatif sekaligus upaya menyiapkan remaja agar kelak bisa tumbuh menjadi generasi berkualitas. Hadir secara langsung sekaligus pemateri, Kepala KUA Ambal Akhmad Kheroni, S.H.I dan staf yang mendampingi serta siswa-siswi dari SMKN 1 Ambal.
Dalam penyampaiannya Kepala KUA Ambal menjelaskan, bahwa BRUS ini merupakan salah satu dari beberapa inovasi revitalisasi mandiri KUA Kec Ambal. “BRUS ini merupakan inovasi revitalisasi mandiri sekaligus program prioritas dari KUA Ambal bekerjasama dengan lintas sektor.” Ujarnya.
“Hal ini dilatarbelakangi adanya dinamika dan fenomena yang cukup meresahkan dikalangan remaja, diantaranya pergaulan bebas dan penyebaran penyakit menular dan lainnnya,” imbuh Kheroni.
Menurutnya, apabila kita mengikuti pemberitaan Media Sosial (Medsos), fenomena remaja terkait pergaulan bebas dan penyebaran penyakit menular ini cukup miris. Dan imbas dari fenomena tersebut lanjutnya, salah satu diantaranya banyaknya terjadi kasus nikah dini. Fenomena ini menurut Kheroni, merupakan sesuatu yang membuat kita menjadi “trenyuh” sekaligus menghawatirkan. Oleh karenanya, adanya BRUS diharapkan bisa mengurangi dan mencegah fenomena negatif dikalangan remaja ini.
Selain itu kegiatan BRUS ini diharapkan juga, bisa memberikan warna tersendiri dalam upaya preventif agar remaja tidak menjadi bagian dari problem sosial sekaligus menghindarkan remaja dari perilaku negatif. Disamping itu lanjut Kheroni, kegiatan ini bisa memberikan bekal pengetahuan dalam rangka mempersiapkan generasi penerus yang handal, agar kelak dikemudian hari bisa menjadi agen perubahan ( agen of change).
Pada bagian akhir Kheroni bepesan, agar para remaja senantiasa bisa membentengi diri agar jangan sampai terjerembab dalam perilaku menyimpang, apalagi masuk dalam fenomena pernikahan dini, mengingat dampak negatif yang begitu besar.” Pernikahan dini tidak hanya mengakibatkan remaja putus sekolah, tapi bisa jadi akan menjadi persoalan sosial, “ tandasnya.
Untuk itu lanjutnya, ia berpesan kepada para remaja hendaklah focus untuk belajar menimba ilmu sehingga kelak akan tumbuh menjadi generasi yang matang dan dewasa, baik secara fisik, biologis, social, mental dan psikisnya. Dengan demikian akan berkontribusi membantu pemerintah dalam mengurangi beban negara serta meningkatkan indek pembangunan manusia. (ar/FZ)