Kebumen-MIN Tanjungsari menyelenggarakan peringatan Hari Ulang Tahun sebagai langkah taktis yang ditujukan kepada seluruh warga madrasah dan masyarakat sekitar madrasah dengan menyelenggarakan sepeda santai dan gebyar hadiah, Rabu (25/10). Selain itu, kegiatan ini diproyeksikan untuk lebih mempromosikan MIN Tanjungsari sebagai lembaga pendidikan dasar idaman masyarakat di Kabupaten Kebumen.
Sebelum pemberangkatan sepeda santai dari halaman Madrasah, diawali doa bersama khususnya untuk para pendiri MIN Tanjungsari yang disampaikan oleh Kyai Mudakir. “Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan para tokoh yang telah berjasa dalam pendirian serta keberlangsungan MIN Tanjungsari sampai sekarang,” tuturnya.
Dua puluh empat tahun perjalanan ( penegerian ) MIN Tanjungsari Petanahan Kabupaten Kebumen dalam mengabdikan diri di bidang pendidikan merupakan usia yang panjang dan matang bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai predikat nama baik dan nama besar. Kemampuan MIN Tanjungsari dalam menjaga dan mengatur ritme dan strategi untuk terus mempertahankan kepercayaan pemerintah dan masyarakat sebagai salah satu lembaga pendidikan yang senantiasa mencetak prestasi gemilang dan menyumbangkan alumni yang Islami, cerdas, tangguh, dan mumpuni di berbagai tingkatan.
Selanjutnya pemaparan sejarah berdirinya MIN Tanjungsari oleh Kepala MIN Tanjungsari, H. Makruf Widodo, S.Ag, M.Pd.I. Diceritakan bahwa cikal bakal berdirinya MIN Tanjungsari berupa lembaga pengajian yang diformalkan. Bermula dari suatu pengajian bagi anak-anak usia MI pada sore hari. Tempat yang digunakan adalah rumah pribadi para tokoh masyarakat yakni Bapak Kyai Zainuddin, kediaman Bapak H. Abdurrahman serta kediaman Bapak Dullah Mukti (Mantan Lurah Tanjungsari).
Keberadaan pengajian yang diformalkan tersebut berdiri pada tahun 1944. Waktu itu merupakan masa penjajahan Jepang di Indonesia. Pada saat ini kesadaran masyarakat Desa Tanjungsari tumbuh berkembang yang dipelopori para tokoh masyarakat. Kurikulum atau materi pelajarannya pada masa itu adalah 100% pelajaran agama ditambah satu mata pelajaran Bahasa Daerah. Maka madrasah ini dikenal dengan Sekolah Agama atau Madrasah Diniyah.
Pada masa kemerdekaan tahun 1945 di Desa Tanjungsari didirikan Sekolah Rakyat Islam (SRI) dengan kurikulum yang diberlakukan terdiri dari 70% mata pelajaran agama Islam, dan 30% mata pelajaran umum; Kegiatan belajar mengajar dimulai setelah waktu Shalat Dzuhur dan berakhir sore hari. Kemudian pada tahun 1959 Nama SRI diganti dengan Madrasah Wajib Belajar (MWB) Tanjungsari tahun 1959 dengan kurikulum atau materi pelajaran menjadi 30% agama dan 70% umum dan waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diubah menjadi pagi hari.
Madrasah Wajib Belajar (MWB) diubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 1970 dan diubah lagi pada tahun 1975 menjadi Pendidikan Madrasah 6 Tahun, sama dan setingkat SDN. Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1993 berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. B.1/063/I/93 maka MI Tanjungsari resmi dinegerikan dengan NSM 15130504022 dengan kurikulum dan sistem administrasi serta hal-hal yang lainnya mengikuti aturan pemerintah khususnya Kementerian Agama sampai sekarang.(kh/pt)