Kebumen– Madrasah Aliyah Salafiyah berdiri sejak tahun 1971 di bawah yayasan Pesantren Salafiyah. Pendirian madrasah diawali oleh KH. Fatkhurrohman pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Wonoyoso. KH. Fatkhurrahman merupakan pelanjut pengasuh sebelumnya KH. Ahmad Nashicha. KH. Fatkhurahman merupakan putra menantu KH. AHmad Nasicha.
Pada saat semua pesantren tengah berkutat meninggalkan ilmu-ilmu modern Kyai Nasicha melangkah jauh ke depan. Pesantren paling inovatif saat itu karena selain mengaji kitab kuning telah didirikan madrasah di Pesantren Salafiyah Wonoyoso yang memuat ilmu-ilmu modern seperti Al Jabar, Ilmu Falak, Ilmu Mantiq, Balaghoh, Ilmu Jiwa. Bahkan di madrasah pondok itu juga diajarkan Bahasa Inggris, Matematika, Logika, dan Geografi. Hal ini menandai inovasi yang dilakukan oleh Kyai Fatkhurrahman sangat brilian dan melampau zamannya. Semakin banyak santri berdatangan dari penjuru untuk mengaji dan belajar ilmu-ilmu modern. Selain tauhid, tafsir, hadits, fiqih, santri juga menguasai ilmu modern.
Waktu yang harus ditempuh setiap santri untuk mengkhatamkan pembelajaran di madrasah adalah minimal enam tahun. Dibagi dua tiga tahun untuk kelas tsanawiyah dan tiga tahun untuk tingkat aliyah. Santri tetap memakai sarung dan kopiyah dalam pembelajaran. Bersarung tetapi pemikirannya modern. Kelas laki-laki dan perempuan terpisah. Hal ini berlanjut sampai hari ini.
Konon Departemen Agama kemudian meniru model pembagian madrasah dengan pola ini. Departemen agama mendiririkan madrasah setingkat SMP dengan nama Tsanawiyah dan SMA dengan nama Aliyah. Dan kebijakan departemen agama ini kemudian diterapkan menjadi kebijakan masif seluruh Indonesia termasuk Wonoyoso. Saat belajar di madrasah santri Wonoyoso yang semula bersarung pelan-pelan diganti bercelana meskipun masih berpeci. Dan santri yang semula lebih banyak didominasi santri tinggal, berganti lebih banyak santri kalong.(bgkt)
Sumber :http://www.masalafiyahwonoyoso.sch.id/ma-salafiyah-wonoyoso-ma-tertua-di-kebumen/