Kebumen – Berupaya meningkatkan ibadah dan membangun sinergi dengan masyarakat di bulan Ramadhan 1443 Hijriah , KUA Kecamatan Rowokele mengadakan kegiatanTarhim (tarawih dan silaturahim) Senin, 11 April 2022, di Masjid Besar at- Taqwa Desa Rowokele. Hadir dalam kesempatan ini kepala KUA Rowokele Johar Malik didampingi para Penyuluh Agama Islam.
Dalam sambutannya, Johar Malik menyampaikan, puasa adalah ibadah yang bersifat spiritual, dalam arti ibadah yang langsung hubungannya dengan sang Kholik, dan merupakan ibadah yang sifatnya individu. Berpuasa seharusnya menunjukan kebersihan hati, ketulusan niat, dan kesungguhan atau komitmen untuk tidak memperlihatkan arogansi diri yang sering kali dilakukan.
Dia menyampaikan harapannya kepada para jamaah yang hadir semoga puasa yang dilaksankan bisa mengontrol emesi orang yang menjalankannya sehingga berdampak pada pengendalian diri yang baik.
Selain itu lanjut Johar Malik, puasa menurutnya juga merupakan ibadah yang bersifat social, sehingga orang yang berpuasa diharapkan dapat meningkat kepeduliannya terhadap sesama, memikirkan orang lain dan suka menolong tanpa memandang golongan.
Pada kesempatan ini Kepala KUA Rowokele sekaligus juga mensosialisakan edaran Kemenag Kebumen tentang besaran Zakat Fitrah tahun 1443 H/2022 M.
Sementara itu, H. Ahmad Sudiono selaku takmir menyambut baik adanya safari Ramadhan yang ditempatkan di Masjit Besar At Taqwa Desa Rowokele ini. Dia juga turut mengingatkan kepada jamaah untuk senantiasa meningkatkan ibadah, dan tetap menjaga Kesehatan selama menjalani ibadah puasa, serta tetap mematuhi protokol Kesehatan.
Dalam acara tersebut kultum disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam kecamatan Rowokele Sutrisno dengan tema “ibadah puasa merupakan proses menuju insan yang bertaqwa”. Dalam sampaiannya Sutrisno menyampaikan kandungaan Q.S. Al Baqarah ayat 183 tentang tiga hal yaitu : panggilan bagi orang yang beriman, diwajibkan untuk berpuasa, dan titik akhirnya agar menjadi orang yang bertaqwa. Adapun ciri-ciri orang yang bertaqwa salah satunya dalam Q.S. Al ‘Imron ayat 133 dan 134 yaitu orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh di waktu lapang ataupun sempit, mampu menahan emosi atau amarah, dan mau memaafkan kesalahan orang lain.
“Ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan haus saja, tapi menahan segala sesuatu yang dapat merusak pahalanya orang berpuasa, diantaranya: berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat lawan jenis dengan syahwat,” jelas Sutrisno.(fz).