Kebumen-Di era modern ini penyuluh agama perlu bekerja keras menyikapi tantangan dari perkembangan IT yang sudah sangat fenomenal. Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen H.A. Nasihudin pada pembinaan Penyuluh Agama Non PNS (29/9) di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen. Hadir memenuhi undangan acara tersebut kurang lebih 300 Penyuluh Agama Non PNS se-Kabupaten Kebumen.
Perkembangan teknologi saat ini merupakan fakta-fakta yang perlu disikapi dengan baik, jika tidak maka penyuluh-penyuluh agama akan ditinggalkan. Persoalan-persoalan agama yang muncul dimasyarakat belum tentu bisa diselesaikan, tetapi dengan fasilitas yang diberikan teknologi sekarang ini persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Sebagai contoh dengan membuka layanan google sebagai referensi tambahan para penyuluh agama, imbuh Nasihudin.
Namun kecanggihan teknologi ini juga mempunyai kelemahan diantaranya akan melahirkan penyuluh-penyuluh agama yang tidak berkarakter, hal itu mungkin karena mereka belum bisa menyaring referensi-referensi yang ditawarkan oleh teknologi tersebut, seperti belum memahami hadits-hadits yang shohih maupun yang dhoif. Keterbukaan informasi juga memberikan akses pada hal yang positif dan negatif, tapi kecenderungan hal-hal yang negatif lebih dominan daripada yang positif, tegas Nasihudin.
Disampaikan lagi oleh Nasihudin bahwa penyuluh agama tidak ubahnya seperti pendidik, ikut mencerdaskan umat, sebagai penyuluh agama dituntut bagaimana caranya mencerdaskan umat yang belum tahu agama menjadi tahu agama. Penyuluh agama tidak cukup hanya mengajar tetapi juga belajar. Penyuluh agama juga sebagai seorang pendidik yang sasarannya adalah moral/akhlak, mengubah perilaku yang tidak baik menjadi baik.
Nasihudin memberikan metode mengajar kepada para penyuluh Non PNS bahwa porsi untuk pendidikan akhlak sebesar 83% ditentukan oleh keteladanan, 11% ditentukan dari apa yang didengar, selebihnya 6% ditentukan dari stimulan lain yang mempengaruhi.
Penyuluh agama disamping menguasai dakwah yang sifatnya insidental juga harus mempunyai ketauladanan, oleh karenanya penyuluh agama tidak sekedar hanya mengajar tetapi juga harus melakukan metode pembimbingan/pendampingan dengan melakukan pendekatan berbasis bakat dan minat.(bangkit)