Kebumen-Sebanyak 38 peserta dari 3 Kabupaten hari ini mengikuti pembinaan Laporan Keuangan melalui metode sharing anggaran di Aula Kankemenag Kabupaten Kebumen (10/10). Kegiatan ini merupakan program dari Kementerian Agama pusat yang diselenggarakan di Kebumen dalam rangka memberikan pemahaman tentang penyusunan laporan keuangan menjelang akhir tahun. Hadir Narasumber dari Kemenag Provinsi Jawa Tengah 5 orang dan Kemenag Pusat 7 orang yang dipimpin oleh Akmaldia. Peserta yang mengikuti kegiatan ini datang dari 3 Kabupaten, yaitu kabupaten Banyumas, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen.
Hadir membuka kegiatan Kasubbag TU Kankemenag Kabupaten Kebumen HA Nasihudin, dia menyampaikan bahwa penyusunan laporan keuangan pada Satker Kantor Kementerian Agama dan Satker Madrasah Negeri disusun melalui aplikasi Persediaan, Aplikasi SIMAK-BMN dan Aplikasi SAIBA. Oleh karena itu Pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan, kerja sama dan sinergi para operator aplikasi tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang baik dan berkualitas.
Namun menurutnya keterbatasan ASN pengelola laporan keuangan terutama di Madrasah Negeri seringkali menjadi kendala. Sehingga satu orang ASN di Madrasah Negeri bisa memegang berbagai macam aplikasi yang berbeda dan terkadang masih harus merangkap menjadi bendahara dan sekaligus guru. Kendala lainnya adalah kurangnya pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dia berharap dengan diselenggarakannya kegiatan ini para pengelola laporan keuangan di tingkat satker mampu memahami peraturan yang ada meskipun dengan SDM yang terbatas sehingga laporan keuangan dihasilkan bisa memenuhi peraturan yang ditetapkan Kementerian Agama Pusat.
Sementara itu tim dari Kementerian Agama pusat yang di pimpin oleh Akmaldia Kasubbag Laporan Keuangan Setjen Kemenag RI memberikan pernyataan bahwa saat ini kita dituntut untuk memeprtahankan opini Laporan Keuangan. “ Dulu kita disuruh meraih Opini Laporan Keuangan WTP, saat ini kita dituntut untuk mempertahankan opini WTP tersebut,” paparnya. Hal ini yang membuat beban berat seluruh operator laporan keuangan di seluruh satker Kementerian Agama.
Kuswanto Kasubbag Laporan Keuangan dari Biro Keuangan Kemenag RI juga memberikan pernyataan bahwa saat ini masalah yang paling krusial di Kementerian Agama adalah tentang Pagu Minus. “Ini hampir terjadi di 5000 satker dengan total nilai 1,6 trilyun,” ungkapnya.
Dia juga memberikan data pagu minus Kementerian Agama di Jawa Tengah mencapai sekitar 20 milyar dengan 223 satkernya.(pt)